Lajnah Falakiyah

Sabtu, 09 Oktober 2010

Ilmu Pengetahuan Modern Mengungkap Keajaiban Al Qur’an

Bentuk Bulan Planet Bumi


"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)
Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
Sumber (www.keajaibanalquran)

Minggu, 03 Oktober 2010

MENGENAL ILMU HISAB/ ILMU FALAK

1. Pendahuluan

Dari dua belas bulan dalam satu tahun hijriyah, bulan ramadhan, syawal, dan zulhijjah adalah bulan yang selalu mendapat perhatian khusus dari umat islam karena pada ketiga bulan tersebut umat islam melaksanakan ibadah-ibadah seperti shaum ramadhan yang dimulai tanggal 1, idul fitri pada tanggal 1 syawal dan idul adha pada tanggal 10 hijriyah.

Secara rutin pemerintah (DEPAG RI) mengmumkan kepada seluruh umat islam di Indonesia melalui media massa berupa hasil hisab dan atau rukyat yang menunjukan ketinggian hillal (dalam derajat busur) di atas ufuk setelah matahari terbenam atau matahari terbenam mendahului bulan. Di Indonesia, beberapa ormas islam besar biasanya ikut turut berpartisipasi memberikan informasi yang serupa.

Ilmu hisab dikalangan umat islam dikenal dengan sebutan ilmu falak. Hisab berarti hitung. Jadi ilmu hisab adalah ilmu hitung, sebab kegiatan paling menonjol pada ilmu tersebut yang dipelajari dan dipergunakan umat islam dalam prakteknya adalah melakukan perhitungan-perhitungan. Ilmu falak atau astronomi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

Matahari, bumi, bulan dan benda-benda langit lainnya yang telah diciptakan Allah beredar pada garis edar / tempatnya secara tepat dan tetap. Dengan tujuan agar manusia dapat melakukan penelitian dan perencanaan-perencanaan. Dengan melakukan pengmatan yang teliti, waktu – waktu ibadah itu dapat dihitung atau diperkirakan jauh-jauh hari sebelumnya dan bias dilakukan oleh siapa saja yang berkeinginan untuk memahaminya.

Materi ini secara terbatas menyajikan contoh-contoh perhitungan untuk menentukan waktu-waktu yang berhubungan dengan ibadah meliputi : awal waktu-waktu shalat, kedudukan hakiki hilal (bulan baru), saat ijtima dan menghitung (menentukan) arah kiblat. Harapan penulis, semoga materi ini dapat menambah wawasan saudara-saudaraku kaum muslimin / muslimat tentang ilmu hisab (ilmu Falak).

2. Metoda Perhitungan

Untuk melakukan perhitungan-perhitungan di atas dibutuhkan data mengenai keadaan / kedudukan matahri atau bulan berkenaan dengan waktu yang akan dihitung seperti deklinasi matahari, equation of time atau deklinasi bulan, dan yang lainnya. Jadi ilmu falak menggunakan metoda perhitungan empiris.

· Istilah-istilah dalam table / emphemeris

Data Matahari :

Ecliptic longitude atau bujur astronomis, adalah jarak matahari dari titik aries (vernal Equinox = Haml), diukur sepanjang lingkaran ekliptika (da’irajatul buruj). Jika nilai bujur astronomis matahari sama dengan bujur astronomis bulan, maka terjadi ijtima. Data ini diperlukan antara lain dalam ijtima dan gerhana.

Ecliptic Latitude atau lintang astronomis yaitu jarak pusat matahari dari lingkaran ekliptika. Sebenarnya ekliptika itu adalah lingkaran yang dilalui oleh matahari dalam gerak semu tahunnanya. Jadi matahari sebenarnya selalu berada pada lingkaran ekliptika itu, tetapi karena jalannya matahari itu tidak rata maka selalu ada pergeseran ke udara atau ke selatan.oleh karena itu besarannya selalu mendekati nol.

Apparent right ascention atau acsentio rekta matahari atau panjatan tegak atau as shu’udul mustaqim atau mathali’ul baladiyah, yaitu jarak matahari dari titik aries, diukur sepanjang lingkaran equator (da’iratul muaddalin nahar).

Apparent declination atau deklinasi matahri atau mailus syam yaitu jarak antara matahari dari equator diukur sepanjang lingkaran deklinasi. Lingkaran deklinasi adalah lingkaran besar yang mengelilingi bola langit dan melalui titik-titik kutub langit (KUKS).

Semi diameter atau jari-jari matahari yaitu jarak antara titik pusat matahari dengan piringan luarnya.

True geocentric atau jarak geocentric yaitu jarak antara bumi dan matahar. Karena bumi mengelilingi matahari dalam bentuk elips, maka jarak bumi-matahari tidak selalu sama. Jarak terdekat disebut perigee atau al hadlidl sedangkan jarak terjauhnya disebut apogee atau auj.

True obliquity atau kemiringan ekliptika atau mail kully hakiki yaitu besarnya sudut kemiringan antara equator (mu’addalun nahar) dan ekliptika (da’iratul buruj)

Equation of time atau perata waktu atau ta’dilus syams ta’dil wakt. Adalah selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan lambang (e).(bumi berputar pada sumbunya rata-rata 24 jam sekali putaran, tetapi ternyata kecepatan putaran ini tidak terlalu sama, sehingga saat kulminasinya pun selalu berubah-ubah.perubahan-perubahan ini disebut perata waktu.)

Data Bulan :

Apparent longitude atau bujur astronomis bulan yang terlihat, lebih dikenal dengan bujur astronomis bulan. Data yang dikenal pula dengan istilah taqwim atau thul qomar, yaitu jarak bulan dari titik aries (vernal equinox = Haml), diukur sepanjang lingkaran ekliptika (da’iratul buruj)

Apparent latitude atau lintang astronomis bulan, yaitu jarak titik pusat bulan dengan lingkaran ekliptika (da’iratul buruj) diukur sepanjang lingkaran kutub ekliptika. Nilai maksimum dari lintang astronomis bulan adalah 5° 8'. Nilai positip berarti bulan berada di utara ekliptika, nilai negative berarti bulan berada di sebelah selatan ekliptika.

Apparent Right Ascention yaitu asensio rekta dari bulan yang telihat. Data yang dikenal dengan istilah panjatan tegak atau as shu’udul mustaqim atatu mathali’ul baladiyah, yaitu jarak titik pusat bulan dari titik aries, diukur sepanjang lingkaran equator (da’iratul muaddalin nahar)

Apparent declination atau deklinasi bulan dikenal dengan istilah mailul qomar yaitu jarak antara bulan dari equator. Nilai deklinasi positif jika bulan berada di sebelah utara equator dan negative jika berada di sebelah selatan equator.

Semi Diameter atau jari-jari (nisful quthr) bulan, yaitu jarak antara titik pusat bulan dengan piringan luarnya. Nilai semi diameter bulan adalah 15' sebab piringan bulan penuh adadlah 30' (0,5°).

Horizontal Parallax atau beda lihat atau ikhtilaful manzhar, yaitu sudut antara garis yang ditarik dari titik pusat bulan ke titik pusat bumi dengan garis titik pusat bulan ke mata pengamat.

Angle Bright Limb atau sudut kemiringan hilal, yaitu sudut kemiringan yang tampak akibat kemiringan terhadap matahari.

Fraction illumination, yaitu besarnya piringan hilal yang menerima sinar matahari dan menghadap ke bumi.

Daftar Refraksi, Refraksi atau pembiasan cahaya besarnya penampakan cahaya bulan hilal karena melalui atmosfer bumi, sehingga penampakan hilal dari bumi menjadi bergeser-geser refraksi tersebut.

Sabtu, 02 Oktober 2010

MENGETAHUI ARAH KIBLAT

ARAH KIBLAT
 البـاب الرابع عشر
فى معرفة القبـلة
استخرج بعد القطروالأصل المطلق, بعرض بلدك . والميل المساوى لعرض مكة "كا""ل" ثم ضع الخط على الستينى.وعلم بالمرى على الأصل المطلق ثم انقل الخيط من آخرالقوس إلى قدرطول بلدك وطول مكة, فماتحت المرى من الجيوب المبسوطة هوالأصل المعدل.وانقص منه بعدالقطرفالباقى جيب ارتفاع السمت. قوسه يحصل ارتفاعه. واعرف جيب تمامه.

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:

* mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
* mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
* tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
* telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota galaksi Bimasakti ada 9, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari galaksi Bimasakti sehingga jumlah planet pada galaksi Bimasakti jumlahnya ada 8.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia)

Jumat, 01 Oktober 2010

Penemuan terkini Planet Yang Paling Mirip Dengan Bumi

Hasil pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11 tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling mirip dengan Bumi. Planet itulah kemungkinan bisa dihuni manusia.


http://suaramedia.com/images/resized/images/stories/4berita/1-9-techno/planets_walpaper_200_200.jpg


Seperti diberitakan Telegraph.co.uk, sebuah tim 'pemburu planet' menamai planet yang paling mirip dengan Bumi itu dengan nama Gliese 581g.
Planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit dan berada di tengah 'zona huni perbintangan'. Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu.
Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia.
"Temuan kami ini sangat menarik dan menawarkan kemungkinan bahwa planet ini berpotensi untuk dihuni," kata Profesor Steven Vogt di University of California. Sebelumnya, Badan Antariksa AS (NASA) juga menemukan planet mirip bumi dengan teleskop Kepler.
Gliese 581g ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan menggunakan teknik tercanggih yang dikombinasikan dengan teleskop 'kuno'.
Yang paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah, dia memiliki massa tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit hanya di bawah 37 hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu kemungkinan merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga menunjukkan bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup.
Gliese 581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur secara terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.
Para peneliti memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya akan sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan saat sedang gelap.
Menurut Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet itu hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang dapat dengan mudah berjalan tegak di planet ini.
"Faktanya, kami mampu mendeteksi planet ini begitu cepat dan sangat dekat. Ini memiliki arti bahwa planet seperti ini benar-benar berciri umum, seperti Bumi," jelasnya.
Prof Vogt dan Paul Butler, dari Carnegie Institution di Washington, mengatakan temuan-temuan baru tim itu dilaporkan dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal.
( suaramedia.com )