Lajnah Falakiyah

Selasa, 04 Oktober 2011

BESAR CAHAYA, KEDUDUKAN, KEADAAN DAN TEMPATNYA HILAL


Untuk mengetahui seberapa besar cahaya hilal pada malam ijtima? Carilah terlebih dahulu nilainya ardul qomar atau serongnya bulan pada falaknya (orbit), yaitu mempertemukan antara buruj dan derajatnya harokat Hissoh dengan buruj dan derajatnya jadwal ardul qomar dan kerjakanlah seperti ketika anda mengerjakan cara mencari ta’dil hoosoh pada bagian pertama.

Setelah didapatkan nilainya ardul qomar, kemudian tambahkanlah nilainya muktsul hilal, tapi sebelum ditambahkan antara nilainya ardul qomar dengan muktsul hilal, geserlah terlebih dahulu posisi nilainya muktsul hilal dari tsawani menjadi tsawalis, dari tsawalis menjadi tsawani dari tswanai menjadi daqiqoh, dan dari daqiqoh menjadi derajat. Setelah semua posisinya digeser, tinggal ditambahkan dengan nilainya ardul qomar dan hasilnya adalah Jirim hilal yaitu bentuknya atau besarnya cahaya hilal pada malam ijtima.
Kemudian untuk mengetahui Kedudukan dan juga Kedaan hilal, lihatlah harokat buruj dan derajatnya muqowwamaus syamsi dan untuk caranya ada pada bagian mengetahui kedudukan dan keadaannya hilal.
Setelah menginjak pada bagian Irtifa hilal bagian-bagian yang lainnya tidaklah begitu diperlukan namun disini penyusun hanya ingin memberikan semangat bagi para Muhasib yang berminat pada ilmu Astronomi, bahwa ada beberapa rahasia yang perlu diketahui sebelum menjajaki pada bagian mengetahui gerhana bulan dan gerhana matahari.
Apabila anda sudah sedikit memahami/menguasai cara mengetahui ijtima dengan jalan ta’dilan atau masih kurang mengerti dalam ta’dilan tersebut cobalah melangkah ke tahap yang lebih mudah praktis dan ringkas. Mungkin dalam hasilnya ada perbedaan antara ta’dlan dengan jaberan terutama dalam hal bilangan menit pada bagian alamat muaddalah baladuka.
Kegunaan dalam jaberan ini adalah untuk saling mengontrol antara hasil ta’dilan dengan jaberan, jika terjadi perbedaan melebihi batas sedikitnya lima menit hampir bisa dipastikan salah satu dari keduanya ada yang keliru dan Insya Allah akan dipaparkan pada bagian jaberan.

Tambahan

Bila ada keraguan dalam jamnya ijtima, terutama diantara pukul 5 sampai pukul 5,50 sore (jam diantara matahari mulai terbenam) apakah iztima terjadi sebelum atau sesudah Matahari terbenam, sebaiknya tambahlah satu jam pada alamat muaddalah baladuka, dan itu berarti ijtima terjadi setelah matahari terbenam. Jika jarak jamnya ijtima kurang dari 2 jam atau 1,30 menit dari mulai terbenamnya matahari maka tidak perlu ada penambahan (tatbek) 60 menit tapi Insya Allah hal ini takkan pernah terjadi.
Tamat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar